REFLEKSI MILAD MUHAMMADIYAH KE-108 DAN HARI GURU
Milad Muhammadiyah yang ke-108 bertepatan dengan Rabu 18 November 2020 M /3 Rabiul Akhir 1442 H Keluarga besar Amal Usaha Aisyiyah Kabupaten Bantul (TK-SD-SMP Unggulan ‘Aisyiyah Bantul) turut mengikuti Perayaaan milad tersebut. Perayaaan Milad Muhammadiyah kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, keluarga besar Amal Usaha Aisyiyah Kabipaten Bantul turut memperingati Milad Muhammadiyah ke-108 dengan mengadakan refleksi yang dihadiri oleh Bapak H. Hadjam Murusdi, SU selaku Penasehat, Ibu Hj. dr. Siti Cholimah beserta segenap jajaran Pengurus Aisyiyah Kabupaten Bantul. Milad Muhammadiyah tahun ini mengusung tema “Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri.”
Refleksi Milad Muhammadiyah dilaksanakan pada Rabu, 18 November pukul 09.00 hingga pukul 11.00 dengan menghadirkan Ust. H. Purwono, M.Ag sebagai pembicara. Salah satu pesan beliau yaitu dedikasi dan keikhlasan dalam berjuang di amal usaha Muhammadiyah. Ikhlas merupakan kunci utama dalam berjuang di persyarikatan sehingga Muhammadiyah dapat eksis selama 108 tahun. Lembaga pendidikan, kesehatan dan semua jenis amal usaha persyarikatan dipersembahkan untuk memajukan segala aspek kehidupan di Indonesia.
Hingga saat ini Muhammadiyah telah berkembang di seluruh pelosok negeri hingga mancanegara. Hal ini merupakan bukti bahwa Muhammadiyah dapat diterima di semua kalangan masyararakat. Amal usaha Muhammadiyah tersebar hingga pelosok pelosok wilayah Indonesia, di bidang pendidikan dasar dan menengah terdapat lebih dari 7.650 sekolah dan madrasah, di bidang pendidikan tinggi Muhammadiyah memiliki lebih dari 170 universitas, sekolah tinggi, institut, dan akademi. Dalam bidang pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat , Muhammadiyah memiliki lebih dari 450 rumah sakit dan klinik kesehatan di seluruh Indonesia. Semoga di usia yang ke 108 tahun ini Muhammadiyah dapat terus berkembang dengan semangat juang dan nasionalisme yang dimiliki KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Persyarikatan Muhammadiyah.